Senin, 22 September 2014

Direct arteri cerebralis

Jenis Angiografi :

  • Simple Angiography ( Alat multi purpose radiography )
  • Complete Angiography ( Alat dedicated untuk angiography )
  • 3D, Rotating Angio
  • Kombinasi dengan alat lain ( CT Angio, MR Angio )
Angiografi Cerebral :

Tujuan :

- Untuk penunjang diagnosis kelainan - kelainan cerebral tertentu, bilamana secara klinis & CT - SCAN belum jelas keberadaannya.
- Untuk keperluan terapi alternatif ( Radiologi Intervensional )

Indikasi :

1. Dugaan adanya pendarahan subarachnoid akibat AVM atau aneurisma cerebral.
2. Dugaan adanya AVF
3. Tumor tertentu untuk keperluan Embolisasi.
4. Untuk keperluan embolisasi pada AVM & AVF

Tekhnik Pemeriksaan :

- Transcarotis



Persiapan Pasien :

- Puasa 6 jam sebelum makan
- lampirkan hasil Ureum & Kratinin
- Inform Concern

Personal in the room :

- Radiologist
- Neurosurgery
- Radiografer
- Nurse

Persiapan Alat :

- Pesawat rontgen multipurpose
- Kaset ukuran 24x30 cm
- Lysolm / Grid
- Marker 
- immobilisation.

Alat Steril :
- Spuit 20 cc + 50 cc
- Duk lobang
- Duk biasa
- Baju Steril
- Bengkok
- Magkok
- Konektor
- Infus set
- Abocath 46
- Kassa
- Hand Schon

Non Steril :
- Kontras Media 
- Plester
- Alkohol
- Betadin
- NacL 0,90 %
- Procain
- Oksigen
- Heparin

Teknik Pemeriksaan :

  • Posisi pasien supine
  • Beri pengganjal daerah leher
  • Lakukan desinfektan pada daerah yang akan dilakukan dengan alkohol dan betadin
  • Anestesi lokal pada daerah tersebut.
  • Raba Art. Carotis Comunis Kiri/Kanan
  • Tusukkan Abocath, jika mengucur arteri bila menetes vena
  • Siapkan spuilt yang telah terisi kontras sebanyak 10 cc
Posisi pemotretan :

  • Aksial AP/Towne
  • Pasien supine posisi kepala true AP
  • Pertengahan film 2cm dibawah MAE
  • Central Ray 30 derajat Caudal
  • Central point -/+ 8 cm dari Glabella menuju tengah film
  • Eksposi untuk fase arteri pada hitungan ke-3
  • Eksposi untuk fase vena pada hitungan ke-8

Posisi Lateral :
  • Posisi Lateral
  • Posisi pasien posisi kepala true AP
  • Mid Sagital Plane sejajar dengan kaset
  • Infra Orbita Line tegak lurus dengan kaset
  • Central ray horizontal
  • Central point 2cm di depan MAE
  • Posisi kaset Vertikal
  • Ekposi dilakukan untuk fase arteri pada hitungan ke -3
  • Ekposi dilakukan untuk fase vena pada hitungan ke - 8
Keterangan :

Proyeksi Supra Orbita
- Central ray 10 Caudal
- CP Supra Orbita Margin menuju Petrous ridge

Proyeksi Trans Orbita
- CR Cranial 20

Hasil Gambaran Radiograf :



















Kamis, 18 September 2014

Keselamatan dan kesehatan kerja

Pengertian K3 :
Filosofi ( Mangkunegara) suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Dasar Hukum :

1. UU. No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja 
- Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
- bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya.
- bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien.
- bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya - upaya untuk membina norma - norma       perlindungan kerja.
- bahwa pembinaan norma - norma itu perlu diwujudkan dalam undang - undang yang memuat ketentuan ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, indutrialisasi,
tekhnik dan tekhnologi.
2. Permenaker no.5 Tahun 1996 tentang sistem manajemen K3
3. Permenaker no 4 Tahun 1997 tentang panita pembina keselamatan dan kesehatan kerja ( P2K3)

Tujuan K3 :
  1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
  2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara umum dan efisien.
  3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.